Hakikat Pendidik

Dalam pandangan Islam, pendidik merupakan faktor penentu dalam proses penyelenggaraan pendidikan, karena hakekat pendidik dalam Islam adalah untuk mendidik, yakni mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotor, kognitif maupun potensi afektif. 

1. Pengertian Pendidik 

Apabila merujuk pada beberapa istilah dalam konteks makna pendidikan, maka sedikitnya ada tiga istilah yang menunjuk pada makna pendidik, yaitu al-Mu’allim, al-Muaddib, dan al-Murabbi.

Al-Mu’allim (isim fa’il) berasal dari akar kata ‘allama. Sebagai yang Maha Pendidik, Tuhan memiliki kelebihan ilmu (merupakan sifat) yang diajarkan kepada manusia selaku peserta didik, agar ia mampu mengemban tugas kekhalifahan di atas bumi. Adanya kelebihan ilmu, merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh pendidik untuk dapat menyampaikan materi pendidikan, sehingga orang lain menjadi baik. Oleh sebab itu Islam sangat menghargai, menghormati dan memuliakan orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik.

Al-Muaddib (isim fa’il), berasal dari akar kata addaba. Kata adab diartikan sebagai al-adabu yang berarti pendidikan, yaitu mendidik manusia agar beradab. Dinamai adaban, karena mendidik manusia kepada hal-hal yang terpuji dari hal-hal yang tercela. Sedang asal al-adab adalah ad-du’a yang memiliki arti panggilan atau ajakan. Lebih lanjut kata addaba sinonim dengan kata “allama yang berarti mendidik atau mengajar. Dari sini diketahui bahwa pendidik merupakan pihak yang memanggil atau mengajak, membimbing dan mengarahkan manusia (peserta didik) agar berakhlak baik, dengan melalui aktivitas paedagogis.

Al-Murabbi (isim fa’il), berasal dari akar kata rabba - yarubbu. Kata rabbun, selain menunjuk pada nama Tuhan, juga memiliki arti pendidik yang mengurus kepentingan yang dididiknya dan mengatur urusannya atau keperluannya.

2. Tugas-tugas Pendidik

a. Menyampaikan Ilmu

11. حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي كَبْشَةَ عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ ص.م. قَا لَ: بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً *
Artinya:
Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.

Guru tidak hanya mampu menyampaikan pelajaran saja, tetapi juga harus mampu memahami hikmah yang ada di balik ilmu tersebut, sehingga mampu memanfaatkannya bagi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia dan mendorongnya mengagungkan kekuasaan Tuhan, sehingga ia tunduk dan patuh kepada-Nya.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Abdullah ibn 'UmarIV
2Abu Kasybah As-SululyIIIVTsiqat
3Hasan ibn 'AthiyahIIIIIITsiqat
4Abd Rahman ibn 'Amr ibn Abi 'AmrIVIITsiqat
5Ad-Dhahak ibn MukhlidVITsiqat
6Al-BukhariVIMukharrij

12. حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللَّهُ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ *
Artinya:
Barangsiapa ditanya tentang ilmu lalu ia menyembunyikannya, maka Allah akan mengekangnya di hari kiamat dengan kekangan api neraka.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Abd Rahman ibn ShahrIV
2Atha ibn Abi RabahIIIVTsiqat
3Ali ibn HakimIIIIIITsiqat
4Hammad ibn SalamahIVIITsiqat
5Musa ibn IsmailVITsiqat
6Abu DawudVIMukharrij

b. Mengajar Anak Didik

Pendidik dalam Islam merupakan setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggungjawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Di sini maknanya, terkandung seorang pendidik melakukan pekerjaan profesionalnya terpanggil karena panggilan rohani keagamaanya.
Seorang pendidik dalam Islam melaksanakan tugasnya memandang ilmu mesti dilihat secara ilmiah, tanpa memandang pendikotomian ilmu, di mana terjadinya pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum. Secara fundamental, Islam tidak memiliki konsep adanya dikotomi ilmu akhirat (agama) dan ilmu dunia (umum).
Di samping itu pendidik sebagai pelaku pendidikan yang mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa (peserta didik) dituntut mempunyai jiwa yang religius dalam setiap langkahnya melakukan tugas yang mulia tersebut. Salah satu upaya memiliki religiusitas, diharuskan mengetahui makna atau arti Islam yang sesungguhnya dan secara universal.


13. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ أُعَلِّمُكُمْ … *
Artinya:
Sesungguhnya aku bagi kalian tiada lain hanyalah seperti orangtua kepada anaknya. Aku mengajari kalian …

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1'Abd Rahman ibn ShahrIVI
2DakwanIIVTsiqat
3Al-Qa'qa'IIIIVTsiqat
4Muhammad ibn 'AjlanIVIIIShaduq
5Sufyan ibn 'UyainahVIITsiqat
6Muhammad ibn ShabahVIIShaduq
7Ibn MajahVIIMukharrij

14. حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عَبْدِالرَّحْمَنِ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ ذَكْوَانَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللَّهُ *
Artinya:
Wahai Rasulullah Saw, kaum lelaki telah membawa haditsmu, maka tetapkanlah bagi kami dari dirimu satu hari yang kami bisa datang kepadamu dan engkau mengajar kami dengan apa yang Allah ajarkan kepadamu.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Sa'id bn MalikIV
2DakwanIIIVMaqbul
3Abd Rahman ibn AbdillahIIIIIITsiqat
4Wadhah ibn AbdillahIVIITsiqat
5Musyaddad bn MusyarhadVITsiqat
6Al-BukhariVIMukharrij

Seorang pendidik harus memperhatikan kekuatan jiwa seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, bakat, dan kecakapan intelektual anak didik, karena tingkah laku anak didik secara umum dan proses belajarnya secara khusus sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dalam pembentukan sebuah karakter.
Menurut ahli psikologis, tingkah laku manusia adalah satu akibat dan bertujuan dalam waktu yang sama. Maka dari itu seseorang memerlukan motivasi dan penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan hingga berlanjut pada masa tertentu. Guru yang pintar akan menjadikan metode dan teknik mengajarnya sebagai stimulus bagi kegiatan anak didiknya, dan menjadi penggerak bagi motivasi-motivasi dan kekuatan-kekuatan pengajaran sehingga dapat menggali potensi yang ada dalam diri anak dan mengaktualkannya.


15. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا *
Artinya:
Permudahlah mereka dan jangan mempersulit, gembirakanlah mereka dan janganlah berbuat sesuatu yang menyebabkan mereka menjauhi kamu.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Anas bn MalikIV
2Yazid ibn HamidIIIVTsiqat
3Syu'bah ibn al-HajjajIIIIIITsiqat
4Yahya ibn Sa'idIVIITsiqat
5Muhammad ibn BasyarVITsiqat
6Al-BukhariVIMukharrij

16. حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا عَامِرُ بْنُ أَبِي عَامِرٍ الْخَزَّازُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ *
Artinya:
Tiada satu pemberian pun yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya, selain pendidikan yang baik.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1'Amr bn Sa'idIV
2Musa bn 'AmrIIIVMasthur
3Ayub bn MusaIIIIIITsiqat
4'Amr ibn ShalihIVIIShaduq
5Nashr ibn AliVITsiqat
6At-TirmidziVIMukharrij

17. حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْقُرَشِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِاللَّهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِي اللَّه عَنْه قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ *
Artinya:
Aku berkata kepada Rasulullah Saw: orang Islam manakah yang lebih mulia? Sabda beliau: orang-orang Islam yang selamat dari lidah dan tangannya.
Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1'Abdullah ibn QaisIV
2'Amir ibn AbdillahIIIVTsiqat
3Barid ibn AbdillahIIIIIITsiqat
4Yahya ibn Sa'idIVIIShaduq
5Sa'id ibn YahyaVITsiqat
6Al-BukhariVIMukharrij

b. Menguasai Bahasa

Sebelum Islam muncul, tak ada sumber yang mencatat akan adanya buku bahasa Arab di semenanjung Arabia. Sebenarnya al-Qur’an merupakan buku pertama berbahasa Arab di mana iqra’ (bacalah) merupakan pembuka kata yang diwahyukan. Dengan ungkapan itu menandai bahwa pencarian ilmu telah menjadi satu kemestian: menghafal sekurang-kurangnya beberapa surat terlepas apakah ia orang Arab atau bukan guna melaksanakan shalat sehari semalam.
Sejarah juga mencatat, saat Rasulullah sampai di Madinah, beliau segera memenuhi keperluan ini mengatur persekolahan dan minta setiap yang berilmu walau masih minim (ballighu `anni walaw ayah) agar menyampaikan pada yang lain. Enam puluh penulis wahyu yang bekerja di bawah pengawasan Nabi Muhammad Saw. dijadikan upeti dalam memerangi kejahilan.

18. حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِاللَّهِ الصَّفَارُ حَدَّثَنَا عَبْدُالصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُاللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِاللَّهِ عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلَاثًا *
Artinya:
Apabila Nabi Saw mengucapkan kata-kata, maka beliau mengulanginya tiga kali sehingga dapat dipahami. Dan apabila mendatangi suatu kaum, maka beliau mengucapkan salam kepada mereka.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Anas ibn MalikIV
2Tsamamah ibn AbdillahIIIVShaduq
3Abdullah ibn MutsannaIIIIIIShaduq
4Abd Shamad ibn Abd WaritsIVIIShaduq
5'Abdah ibn AbdillahVITsiqat
6Al-BukhariVIMukharrij

c. Menyayangi Anak Didik

Perasaan cinta seorang pendidik terhadap seluruh peserta didiknya merupakan hal yang amat penting dan dianggap sebagai alat utama dalam pendidikan. Hal yang menjadi tragis ketika para pendidik senantiasa disibukkan dan dituntut untuk menguasai bahan ajar atau mengembangkan metode dan teknologi pembelajaran tertentu, tetapi mereka justru melupakan pentingnya rasa cinta terhadap peserta didik. 

Penguasaan bahan ajar dan metode dan teknologi pembelajaran oleh guru memang penting, tetapi jika proses pendidikan harus melupakan aspek cinta sebagai alat utamanya maka pendidikan akan terasa menjadi kering dan kehilangan ruhnya.

19. حَدَّثَنَا هَارُونُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي مَالِكُ بْنُ الْخَيْرِ الزِّيَادِيُّ عَنْ أَبِي قَبِيلٍ الْمَعَافِرِيِّ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا *
Artinya:
Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih dewasa dan tidak menyayangi orang yang lebih kecil daripadanya dan orang yang tidak mengetahui hak gurunya.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1'Ubadah ibn ShamitIV
2Hayyi ibn Hani ibn NadirIIIVShaduq
3Malik ibn KhairIIIIIITsiqat
4Abdullah ibn WahabIVIITsiqat
5Harun ibn Ma'rufVITsiqat
6Ahmad ibn HanbalVIMukharrijTsiqat

Sikap seorang guru merupakan salah satu faktor yang menentukan perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-sehari oleh anak didiknya. Mengingat pada saat ini banyak sikap dari seorang guru tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik, maka masalah sikap guru dalam mengajar perlu mendapat perhatian kita semua.

Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan dan atau tanpa tujuan, pendidikan merupakan proses yang berfungsi membimbing anak didik di dalam kehidupan. Yaitu berupaya membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, dalam mencukupi kebutuhan hidup baik sebagai individu maupun sebagi anggota masyarakat.

a. Kasih Sayang 

Kasih sayang wajib dimiliki oleh setiap pendidik sehingga proses pembelajaran yang diberikan menyentuh hingga ke relung kalbu. Implikasi dari sifat ini adalah pendidik menolak untuk tidak suka meringankan beban orang yang dididik. Hal ini senada dengan Sabda Nabi Saw.:

20. حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ *
Artinya:
Orang yang mengasihi itu akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Maka kasihilah siapa yang ada di bumi, niscaya siapa yang ada di langit akan mengasihi kalian.
Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Abdillah ibn UmarIV
2Abi QabusIIIVMaqbul
3Amr ibn DinarIIIIIITsiqat
4Sufyan ibn UyainahIVIITsiqat
5Muhammad ibn YahyaVIShaduq
6At-TirmidziVIMukharrij

Kesabaran dibutuhkan untuk menjadi seorang pendidik yang sukses. Keragaman sikap dan kemampuan memahami yang dimiliki oleh anak didik menjadi tantangan bagi pendidik. Terutama bagi anak didik yang lamban dalam memahami materi dibutuhkan kesabaran yang lebih dari pendidik untuk terus mencari cara agar si anak didik bisa setara pemahamannya dengan yang lainnya.

21. حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ لَهِيعَةَ وَنَافِعُ بْنُ يَزِيدَ الْمِصْرِيَّانِ عَنْ قَيْسِ بْنِ الْحَجَّاجِ عَنْ حَنَشٍ الصَّنْعَانِيِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَلَا أَحْفَظُ حَدِيثَ بَعْضِهِمْ عَنْ بَعْضٍ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ ص.م. فَقَالَ … وَاعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا *
Artinya:
Ketahuilah bahwa bersabar terhadap apa yang tidak kamu suka itu mengandung kebaikan yang banyak. Dan sesungguhnya kemenangan ada bersama kesabaran. Kelapangan ada bersama kesusahan. Dan kesulitan ada bersama kemudahan.
Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Abdillah ibn AbbasIV
2Hanasy ibn AbdillahIIIVTsiqat
3Qais ibn Al-HajjajIIIIIIShaduq
4Abdullah ibn Lahi'ahIVIIShaduq
5Abdullah ibn YazidVITsiqat
6Ahmad ibn HanbalVIMukharrij

Seorang pendidik harus mampu menganalisis setiap masalah yang muncul dan memberikan solusi yang tepat untuk mengembangkan anak didiknya merupakan wujud dari sifat cerdas. Kecerdasan yang dibutuhkan tidak cuma intelektual namun juga emosional dan spiritual.

d. Tawadhu’

Kesalahan besar bagi seorang pendidik apabila memiliki sifat sombong walaupun kepada anak didiknya. Rasulullah mencontohkan sifat tawadhu’ kepada siapa saja baik kepada yang tua maupun yang lebih muda dari beliau. Sehingga tidak ada jarang yang renggang antara pendidik dengan anak didik dan akan memudahkan pembelajaran dan memperkuat pengaruh baik pendidik kepada anak didik karena penghormatan.

22. حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ حُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنِ الْحُسَيْنِ عَنْ مَطَرٍ حَدَّثَنِي قَتَادَةُ عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ أَخِي بَنِي مُجَاشِعٍ قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ ص.م. ذَاتَ يَوْمٍ خَطِيبًا فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ هِشَامٍ عَنْ قَتَادَةَ وَزَادَ فِيهِ وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ *
Artinya:
Allah mewahyukan kepadaku bahwa kamu harus merendah hati supaya seorang tidak menipu orang lain dan seorang merasa bangga kepada orang lain.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Iyadh ibn HimarIVII
2Mutharif ibn AbdillahIIVITsiqat
3Qatadah ibn Da'amahIIIVTsiqat
4Mathar ibn ThahmanIVIVShaduq
5Husain ibn WaqidVIIITsiqat
6Al-Fadhl ibn MusaVIIITsiqat
7Al-Husain ibn HuraitsVIIITsiqat
8MuslimVIIIMukharrij

Seorang pendidik umat tidak boleh mudah terpengaruh dengan kesalahan bahkan oleh keburukan yang dihadapinya dengan bijaksana dan lapang dada sehingga akan mempermudah baginya memecahkan sebab-sebab permasalahan tersebut.
f. Pemberi Maaf
Anak didik yang ditangani oleh pendidik umat tentunya tidak luput dari kesalahan maupun sikap-sikap yang tidak terpuji lainnya. Maka dari itu pendidik umat dituntut untuk mudah memberikan maaf meskipun ada sanksi yang diberikan kepada anak didik yang menjadi pelaku kesalahan sebagai bagian dari edukasi.

23. حَدَّثَنَا ابْنُ السَّرْحِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ سَعِيدٍ يَعْنِي ابْنَ أَبِي أَيُّوبَ عَنْ أَبِي مَرْحُومٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ص.م. قَالَ مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ *
Artinya:
Barangsiapa menahan amarah ketika ia mampu membalas orang lain, maka Allah pada hari kiamat akan memanggilnya lebih dahulu daripada makhluk yang lain sehingga mereka dipersilakan untuk memilih bidadari sesuka hati mereka.

Penilaian Kualitas Periwayat


NoNamaUrutan Urutan Penilaian
PeriwayatRawiSanadUlama
1Mu'ad ibn AnasIVI
2Sahl bn Mu'adIIVla ba'sa
3Abd Rahim ibn MaimunIIIIVShaduq
4Sa'id ibn MiqlashIVIIITsiqat
5Abdullah ibn WahabVIITsiqat
6Ahmad ibn 'AmrVIITsiqat
7Abu DawudVIIMukharrij

Sanksi bisa jadi tidak diperlukan dalam mengedukasi anak didik jika seorang pendidik umat memiliki kepribadian yang kuat (kewibawaan, tidak cacat moral, dan tidak diragukan kemampuannya) sehingga memunculkan apresiasi dari anak didik, bukannya apriori. Sehingga secara otomatis bisa mencegah terjadinya banyak kesalahan dan mampu menanamkan keyakinan dalam diri anak.

h. Yakin terhadap Tugas Pendidikan

Rasulullah dalam menjalankan tugas mengedukasi umat selalu optimis dan penuh keyakinan terhadap tugas yang diembannya. Patutlah jika pendidik umat juga memiliki sifat ini yaitu yakin usaha sampai, karena Allah Swt akan mempercepat pemberian terhadap manusia yang memiliki keyakinan tinggi terhadap keberhasilan setiap tugas yang dilakukan.

Jika seorang pendidik mempunyai karakter seperti di atas, akan disenangi oleh peserta didik, dengan sendirinya akan disenangi juga ilmu yang diajarkannya. Menurut Muhammad ‘Abd al-Qadir: “Banyak siswa yang membenci ilmu karena watak guru yang keras, akhlak guru yang kasar dan cara mengajar guru yang sulit”. 

Tugas ini merupakan suatu pekerjaan yang berat dan sulit dicapai oleh seseorang, apabila ia tidak mempunyai karakter pendidik. Seorang pendidik mempunyai sifat-sifat terpuji dan mampu menyesuaikan diri baik dengan peserta didik maupun dengan masyarakat. Sikap seperti inilah barangkali yang diketengahkan al-Qur’an dengan ungkapan Ulul Albab.

Untuk Referensinya anda bisa buka mathlab istilah pendidikan