Meneladani Akhlaq Rosululloh SAW

Setiap orang pasti mendambakan kesuksesan di segala bidang, termasuk membangun keluarga, skenario biasa, makanan media sehari-hari bahkan media gosip yang jelek elektronik. di balik itu semua, para pelaku justru menanggung penderitaan berkepanjangan. 

Dalam Islam, memulai berkeluarga adalah sunnah Nabi SAW ketika beliau bersabda bahwa “menikah itu sunnahku, dan siapa yang tidak mencintai sunnahku (perkawinan), maka itu bukan milik ummatku dan golonganku”. sunanul anbiya (sunnah para Nabi) yang harus kita tiru.

sebagaimana sabda Nabi SAW: “Ada empat hal yang termasuk sunnah para Nabi: malu, memakai wewangian, siwak dan menikah” (HR. Turmudzi) 

Apalagi jika kamu memperhatikan laki-laki menurut firman Allah SWT dalam Q.ArRum: 21: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya dia ciptakan untukmu wanita-wanita dari jenismu, agar kamu membungkuk dan merasa aman di dalamnya, dan dia membuat cinta dan cinta kasih sayang di antara kamu. Ini adalah tanda bagi orang yang berpikir.“Menurut ayat di atas, setidaknya ada tiga tujuan utama pernikahan. 

Pertama, litaskunu ilaiha (menenangkan dan menenangkan jiwa). Ketenangan jiwa dan semangat sangat penting untuk kesuksesan. dan kesuksesan semua orang. 

Kedua, menikah juga untuk membangkitkan rasa mawaddah, cinta keluarga. 

Ketiga, menikah juga untuk membangkitkan rasa sayang, kasih sayang, yang jauh di atas cinta. Muncul dari hati yang terdalam bukan karena dorongan hasrat seksual, atau halhal lahiriyah keluarga Namun karena tidak semua orang berhasil, bahkan banyak pasangan yang menelantarkan laki-laki menghadapi masalah keluarga yang berakhir dengan perselisihan.

Selain itu, Rasulullah SAW juga sering disebut dengan 'Aisyah dengan pengucapan "O' Aisy" menghilangkan huruf terakhir yang menunjukkan pelukan dan kasih sayang. Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Aisy, ini malaikat Jibril, salam kenal.” Dan aku menjawab: "Dan baginya itu adalah keselamatan dan rahmat Allah dan berkah-Nya" Ini adalah salah satu akhlak keluarga yang jika dipelihara secara permanen, ia akan menciptakan kerukunan dalam keluarga. Misalnya, suami memanggil istrinya dengan cara sebaik mungkin. nama yang dicintainya, seperti sayang, sayang, neng, sayang, sayang atau sapaan khusus yang hanya diketahui suami istri. Selain itu, masih banyak lagi yang harus kita tiru dari Rasulullah SAW, misalnya beliau selalu baik hati dan menemani istrinya yang sakit, bercanda dan membangun kemesraan, mencium istrinya sebelum berangkat dan pulang dari perjalanan, makan piring untuk dua orang. , mengundang wanita untuk makan di luar, memperhatikan perasaan wanita dan menangani masalah keluarga bersama.

0 komentar

Posting Komentar